Almitra Melemparkan Pertanyaan,
Bagaimanakah Soal Hakikat Perkawinan?
Jawabnya,
Engkau Telah Diciptakan Berpasangan,
Dan Selamanya Pula Engkau Akan
Berpasangan.
Bersama Pula Engkau Ketika Sang Maut
Memupus Jiwamu,
Ya, Bahkan Bersama Pua Kalian,
Dalam Ingatan Sunyi Tuhan.
Akan Tetapi
Biarkan Ada Ruang Antara Kebersamaan Itu,
Dimana Angin Surga Na’im Menari – Nari Di
Sela Hatimu.
Berkasih – Kasihanlah, Akan Tetapi
Hendanya Jangan Membelenggu Cinta,
Biarkan Cinta Itu Berkembang, Ibarat Air
Hidup,
Yang Luwes Mengalir Di Pantai Kedua Jiwa.
Saling Isilah Cangkir Minumanmu,
Hendaknya Jangan Minum Penuh Satu Cangkir,
Saling Berbagilah Nasimu,
Hendaknya Jangan Makan Penuh Dari Satu
Piring.
Manarilah Dan Bernyanyilah Bersama,
Dalam Segala Suka Cita,
Biarkan Masing – Masing Jiwa Menghayati
Kemanunggalan.
Tali – Tali Gitar Masing – Masing Punya
Nada Sendiri,
Meski Tembang Yang Sama Sedang
Menggetarkannya.
Berikan Hatimu,
Akan Tetapi Hendaknya Jangan Saling
Menguasai,
Sebab Hanya Sang Kehidupan Yang Akan Mampu
Mencakupnya.
Tegaklah Berjajar,
Akan Tetapi Hendaknya Jangan Terlampau
Dekat,
Bukankah Tiang – Tiang Candi
Tak Dibagun,
Terlalu Rapat?
Lihatlah Pohon Jati Dan Cemara,
Tiada Tumbuh Dalam Bayangan Yang Sama.
No comments:
Post a Comment